sumber foto : by silolangi |
PALU, SilolangiNews - 12 perwakilan lembaga kemahasiswaan memilih Walk Out ketika mengikuti mediasi bersama pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Untad membahas transparansi dana kelembagaan, Rabu (14/10/2020) di ruangan senat FKIP.
Pertemuan yang berlangsung alot dan tidak menemui titik temu menyebabkan lembaga kemahasiswaan terpaksa meninggalkan ruangan.
Dalam keterangannya, Moh.Yamin selaku ketua Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (HIMABRIS) menuntut pihak fakultas kiranya memberikan transparansi dari anggaran dana kelembagaan.
“Alokasi anggaran yang dikeluarkan oleh pimpinan FKIP dalam hal ini dekan FKIP Untad dan wakil dekan bidang kemahasiswaan kiranya memberikan transparansi dan penjelasan dari tuntutan yang di suarakan," tegasnya.
Selain tuntutan mengenai transparansi alokasi anggaran, ketua-ketua lembaga juga meminta agar kiranya pihak pimpinan fakultas memberikan SOP tentang pelaksanaan kegiatan kelembagaan di masa pandemi covid-19.
Menanggapi hal itu, Dekan FKIP selaku pimpinan fakultas menyatakan bahwa nominal anggaran tidak dapat ditentukan di masing-masing kelembagaan.
“Anggaran untuk tahun ini dialokasikan ke inventaris secret berupa pemberian unit komputer. Sementara perihal SOP, pihak Fakultas belum bisa memaparkan berhubung waktu yang singkat dan tidak memungkinkan untuk menyusun SOP tersebut.”. Ungkapnya
Dr. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si selaku dekan FKIP juga menyatakan bahwa setiap kelembagaan dapat mengajukan proposal kegiatan sesuai standar kebutuhan di kelembagaan dan mematuhi protokol kesehatan covid 19 terangnya.
Akan tetapi, pertemuan yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut, tak ada solusi dari tuntutan yang disampaikan oleh perwakilan-perwakilan lembaga.
Demikian, seluruh perwakilan kelembagaan yang mengikuti kegiatan tidak menerima keputusan dan memilih untuk keluar dari ruang mediasi atau Walk Out.
(AI. SL)
No comments: