Media Sosial dan "KIDS ZAMAN NOW"

Sumber: www.google.com

SILOLANGI.News, PALU-Era globalisasi menjadi era di mana manusia diberikan kemudahan untuk melihat luasnya dunia. Perkembangan tersebut tidak hanya diikuti oleh Negara tertentu saja, tetapi hampir seluruh dunia telah merasakan era serba canggih tersebut.



Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak diikuti oleh masyarakat. Perangkat teknologi informasi dan komunikasi bukan lagi barang yang sulit untuk diperoleh. Di Indonesia, perangkat teknologi informasi dan komunikasi seperti smartphone, televisi, laptop dan sebagainya sangat sudah tidak asing lagi. Harganya pun tidaklah semahal dulu ketika baru muncul dan dianggap sebagai barang yang sangat mencerminkan kelas sosial seseorang. Perkembangan tersebut sulit untuk dipisahkan dengan kehidupan masyarakat yang sehari-hari menggunakan perangkat tersebut terutama smartphone. 

Memang sangat sulit untuk terlepas dari perangkat canggih yang dapat memudahkan seseorang dengan orang lain bahkan lebih untuk saling terhubung dan melakukan komunikasi tanpa mengenal jarak dan waktu. Inilah mengapa abadk ke-21 dikatakan sebagai abad komunikasi massa (Jalaluddin Rakhmat, 1985: 174). Abad komunikasi massa tersebut tentunya ditandai dengan munculnya media massa sebagai alat komunikasi massa.
Media massa menurut Dennis McQuail (2000:4) merupakan media yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas yang bersifat publik dan dapat memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.

Itulah mengapa para selebriti banyak populer karena kemunculannya di media massa. Saat ini tidak hanya selebriti saja yang sering kali dianggap populer, tetapi seseorang yang mampu menarik perhatian para warganet juga dianggap populer. Contohnya instagramer (sebutan untuk pengguna instagram) yang mampu menarik pengguna instagram lainnya melalui foto dan video berdurasi pendek. Selain itu, ada pula YouTuber (pengguna YouTube) yang mampu menarik perhatian para viewers dengan video berdurasi panjang. Masih banyak lagi media massa lain yang digunakan untuk menampilkan diri dan menjadi populer di kalangan pengguna media sosial.

Segala sesuatu yang dianggap populer oleh sebagian besar pengguna media massa otomatis akan diikuti dan menjadi trend di kalangan pergaulannya. Inilah bukti bahwa media massa sangatlah mempengaruhi kehidupan masyarakat. Bukan hanya remaja dan orang dewasa yang tertarik untuk melihat dan meniru hal-hal yang dianggap populer.

Anak-anak zaman sekarang atau yang akhir-akhir ini disebut “Kids Zaman Now” tidak lagi seperti anak-anak kelahiran tahu 1990-an yang banyak menghabiskan masa kecil mereka dengan bermain bersama teman sebaya, bermain mainan tradisional dan jauh dari pengaruh media massa terutama smartphone.

Anak-anak zaman sekarang tidak asing lagi dengan smartphone yang serba canggih. Mereka bahkan lebih banyak tahu internet dibanding dengan orangtua mereka. rasa keingin tahuan anak-anak saat menggunakan smartphone. Tidak jarang anak-anak zaman sekarang telah menggunakan media sosial terutama facebook.

Perilaku yang ditampilkan melalui media sosial mungkin saja tidak terlepas dari hal-hal yang diperoleh anak-anak dari media massa. Televisi yang banyak menayangkan sinetron percintaan juga menjadi salah satu pengaruh perilaku anak. Akses internet dengan konten yang tidak dibatasi juga mempengaruhi perilaku anak. Anak-anak memang sangatlah rentan terhadap pengaruh media massa. Tidaklah heran ketika anak-anak banyak menampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan usianya.
Contohnya anak-anak saat ini banyak mem-posting status dan foto yang tidak sesuai dengan usianya. Ini merupakan contoh kecil yang perlu perhatikan terutama orang tua.

Tentu ini menjadi kecemasan bagi orang tua karena dampak sajian media massa terutama televisi dan layanan internet. Untuk itu perlu pengawasan orang tua lebih jauh terhadap pemanfataan media massa oleh anak. Pada dasarnya media massa tidak semata-mata memberikan dampak buruk saja, karena perlu diakui banyak kemudahan dan hal positif lainnya yang dapat diperoleh melalui media massa. Tergantung sejauh mana penggunanya mengunggunakan dengan bijak dan jauh dari hal-hal yang negatif. Selebihnya, perlu diketahui bahwa efek media massa sangatlah beragam. Sebagaimana yang dikatakan Jalaluddin Rakhmat, 2007: 219-239), efek komunikasi massa terbagi atas:

Efek Kehadiran Media Massa

McLuhan mengatakan “The medium is the message”, pendapat tersebut menjelaskan bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi masyarakat. McLuhan berpendapat bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon yang merupakan perpanjangan telinga dan televisi merupakan perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kemucnulan media massa di masyarakat.

Diantaranya efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari. Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika.

Efek lainnya adalah hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang sering kali menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering kali orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, media juga mampu menumbuhkan perasaan tertentu. Seseorang akan memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu.

Efek Kognitif Komunikasi Massa

Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan perubahan citra. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Informasi yang diterima khalayak tersebut dapat membentuk, mempertahankan, atau meredefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi. Gerbner (1978) melaporkan penelitian berkenaan dengan persepsi penonton televisi tentang realitas sosial.

Garbner menemukan bahwa penonton televisi kelas berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan Merton (1948) juga mengaakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral). Karena namanya, gambarnya, atau kegiatannya dimuat oleh media, maka orang, organisasi, atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi.

Efek Afektif Komunikasi Massa

Dalam konteks ini, media massa memengaruhi pembentukan dan perubahan sikap. Jika dilihat dari segi afektif, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :
1. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti predisposisi personal, poses selektif, keanggotaan kelompok. 
2. Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (agent of change). 
3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripadaperubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke sisi yang lain. 
4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang dimana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.

Efek Behavioral Komunikasi Massa

Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modelling). Jadi menurut teori tersebut orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Efek perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek proporsional behavioral) dan pada perilaku agresif.

Perlahan-lahan namun pasti, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik atau tampan dan kuat. Contohnya, anak usia sekolah dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai tokoh kartun atau sinetron yang sedang digandrungi saat itu.

Proses pengidolaan ini bisa terjadi dengan lebih halus, yaitu dengan meniru gaya bicara idola mereka, cara idola mereka berpakaian, menyisir rambut dengan cara atau gaya tertentu. Anak-anak tidak hanya sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", yang menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.

Hal ini bisa digambarkan dengan munculnya fenomena facebook, yang bisa diakses smartphone. Di dalam situs jejaring tersebut mereka bisa juga sambil belajar mempraktekkan kemahiran berbahasa inggrisnya sewaktu mengisi kolom news feed untuk meng-update status, namun bisa juga menjadi kebutuhan addict yang sulit ditinggalkan, sehingga melupakan waktu belajar. Dilansir dari TrubunTimur.

(NU.SL)

Media Sosial dan "KIDS ZAMAN NOW" Media Sosial dan "KIDS ZAMAN NOW" Reviewed by Silo Langi on 11/24/2017 10:00:00 AM Rating: 5

No comments: