Foto : Ilustrasi Mahasiswa Luar Negri/Seacrh Google
SILOLANGI News, PALU - Bertahan kuliah di luar negeri membutuhkan usaha ekstra. Bukan hanya perlu berjuang untuk urusan finansial ataupun akademis, tetapi juga kesiapan mental untuk beradaptasi terhadap perbedaan kultur, gaya hidup, metode belajar, sampai cuaca di negeri orang.
Persoalan itu tidak hanya “menghantui” si mahasiswa, tetapi juga orangtua. Bisa jadi, malah Anda sebagai orangtua yang lebih ketar-ketir saat harus melepas anaknya kuliah ke luar negeri.
Sebelum benar-benar siap melepas mereka ke sana, orangtua sebaiknya punya gambaran mengenai apa yang akan mereka hadapi saat kuliah.
Perbedaan kultur
Ambil contoh, anak Anda kuliah di Amerika Serikat (AS). Salah satu perbedaan kultur yang kentara adalah cara berkomunikasi.
Orang Indonesia cenderung terbiasa dengan kultur high context dalam kesehariannya. Umumnya, mereka lebih suka menggunakan bahasa implisit dalam berkomunikasi, alias tak langsung menyentuh pokok pembicaraan.
Dalam budaya timur, gaya bicara seperti itu berkaitan dengan norma kesopanan. Namun gaya bicara seperti ini berpotensi menimbulkan banyak interpretasi.
Sementara, orang AS terbiasa berkomunikasi dengan kultur low context. Artinya, mereka berbicara secara eksplisit, jelas, dan langsung ke pokok masalah. Tanpa basa-basi, maksud perkataan mereka langsung dapat dimengerti.
Anak Anda harus beradaptasi dengan cara mahasiswa lokal di Amerika berkomunikasi. Boleh jadi, karena tak terbiasa dengan kultur low context, perkataan yang straight to the point itu malah kurang disukai anak Anda. Solusinya, sebelum berangkat ke sana, sebaiknya bimbing anak untuk beradaptasi perbedaan tersebut.
Gaya hidup dan pergaulan
Anak muda di AS cenderung bebas melakukan apapun yang mereka mau. Clubbing atau pesta sudah menjadi ritual remaja berusia 18 tahun ke atas pada akhir pekan.
Terlepas dari hal itu, anak Anda harus tetap bersosialisasi untuk memperluas jaringan. Tidak menutup kemungkinan, sesekali mereka hangout bareng ke tempat-tempat hiburan tersebut. Yang penting, ingatkan anak Anda agar tak terjerumus pengaruh negatif yang mungkin muncul dari sana.
Kemampuan akademis
Yang perlu Anda ketahui, metode atau kurikulum belajar di Indonesia dan AS cukup berbeda. Contohnya, perbedaan sistem satuan kredit semester. Satu mata kuliah di universitas di AS terdiri dari 3 kredit.
Setiap mahasiswa bisa mengambil 12 sampai 15 kredit saja per semesternya. Artinya, ada 4 sampai 5 mata kuliah yang mereka ambil. Itu pun dipenuhi dengan tugas-tugas setiap minggunya.
Belum lagi, mahasiswa mesti beradaptasi dengan profesor yang mungkin menyampaikan materi kuliah dengan cepat. Menghadapi situasi ini, mahasiswa Indonesia mungkin saja tertinggal dan akhirnya kesulitan memahami materi. Hati-hati, kondisi seperti ini dapat membuat mahasiswa stres.
Mendampingi mereka secara intensif, mungkinkah?
Intinya, sebelum berangkat kuliah ke negeri Paman Sam, ada 3 hal utama yang harus dimiliki anak Anda, yakni kemampuan akademis, kelancaran berbahasa, serta yang paling penting mental yang kuat. Ingat, di sana anak Anda akan menghadapi segalanya sendiri, tanpa bantuan dari orangtuanya.
Wajar jika Anda merasa khawatir atau belum siap betul melepas buah hati studi ke luar negeri. Sebagai orangtua, ada rasa ingin terus mendampingi mereka secara intensif, bahkan selama masa studinya. Namun, apakah bisa?
Jika memang belum yakin anak Anda cukup dewasa menghadapi “keras”-nya menempuh studi di luar negeri, solusinya, arahkan anak Anda untuk mengambil college di Indonesia terlebih dahulu. Di sini, Anda bisa mengambil program American College yang diselenggarakan oleh Sampoerna University.
Program ini mempersiapkan mahasiswa menempuh studi untuk jenjang sarjana di Amerika. American College tersebut terlaksana selama dua tahun di Indonesia, dan barulah mereka menempuh studi di AS.
Persiapan itu didukung dengan metode pengajaran berstandar internasional (kurikulum Amerika), penguasaan bahasa, serta melatih kesiapan mental menghadapi persaingan di dunia pendidikan global. Otomatis, selesai dari program ini, mahasiswa bakal siap bertempur di AS.
Untuk program tersebut, Sampoerna University menggandeng community college terbaik ketiga di Amerika (versi Aspen), yakni Broward College. Dua tahun belakangan, Sampoerna University juga bekerja sama dengan puluhan universitas terbaik Amerika.
Melalui program ini, anak Anda keluar sebagai junior students dan mendapat 48-60 kredit yang dapat ditransfer ke universitas pilihan mereka di AS.
American College memungkinkan orangtua untuk membantu memonitor, serta mendampingi persiapan anak, sebelum mereka melanjutkan studi di AS. Selama dua tahun, Anda bisa memantau kesiapan mental mereka dalam hal akademis dan kedewasan dalam berkompromi pada perbedaan budaya.
Siswa juga dapat memilih untuk menamatkan studi di Indonesia selama 4 tahun, dengan kualitas dan gelar yang sama dari universitas bergengsi di AS. Ini dapat menjadi alternatif bagi orangtua yang ingin tetap mendampingi anaknya dalam masa studi, sekaligus mendapatkan keuntungan biaya yang lebih hemat untuk memperoleh gelar yang diakui secara internasional. Dilansir dari Kompas.com
(GEDE.SL)
Apakah Anda Yakin? Melepas Anak Kuliah ke Luar Negeri, Tanpa Rasa Khawatir
Reviewed by Silo Langi
on
4/18/2017 03:00:00 AM
Rating:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments: