Foto by: Sulfia,SL/"Paslon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa 2025" |
SiloLangiNews-Palu. Majelis Mahasiswa Universitas Tadulako menyelenggarakan "Debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa" pada Kamis, 1 Mei 2025, bertempat di Aula Pascasarjana Universitas Tadulako. Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 14.00 WITA dan berlangsung hingga pukul 17.00 WITA. Acara dibuka secara resmi oleh Dr. Ir. Abdul Rosyid., M.Si., dan debat dipandu oleh MC Farer Ardan serta moderator Ocvita Maharani dan Salman Rauf.
Sesi debat diawali dengan penyampaian pernyataan pembuka dari masing-masing pasangan calon. Paslon nomor urut 1, Asrar dan Gunawan April Yanto, menjadi yang pertama menyampaikan gagasannya, disusul oleh paslon nomor urut 2, Moh. Jen dan M. Yayan Tumina, dan terakhir paslon nomor urut 3, Atharik dan Hadris M.Pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM Universitas Tadulako, Asrar dan Gunawan April Yanto, membuka sesi penyampaian visi-misinya dengan sorakan semangat dan rasa syukur. Dalam pidatonya, Asrar menekankan keresahan atas kondisi kampus saat ini yang dinilainya mengalami “tumpulnya arah gerak mahasiswa” dan menyatakan tekad mereka untuk tidak diam.
“Kami pasangan Asrar dan Gunawan tidak akan bungkam dengan apa yang terjadi hari ini di Sulawesi Tengah, khususnya di Universitas Tadulako.”
Berangkat dari dinamika dan konflik yang terjadi, mereka mengajak mahasiswa untuk bangkit bersama dengan menawarkan program-program yang mendorong kepekaan sosial mahasiswa. Di antaranya adalah program Sosial Movement School, yang bertujuan merangsang kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan kampus, dan Olymp Tadulako, sebuah forum diskusi bersama pimpinan lembaga untuk menghasilkan kajian dan gebrakan strategis ke depan.
“Sudah saatnya kita bangkit bersama untuk mewujudkan pelayanan yang jenius dan gerakan yang menarik untuk Untad.”
Gunawan menutup sesi mereka dengan menegaskan bahwa pencalonan mereka lahir dari keresahan yang sama, dengan harapan membenahi BEM UT ke arah yang lebih baik.
“Kami mengangkat dua tagline utama, yaitu pelayanan dan pergerakan. Pelayanan yang cepat, responsif, dan aktif adalah hak kita semua. Untuk itu, mari kita bangkit bersama mewujudkan perubahan besar yang memberi kebermanfaatan nyata bagi mahasiswa Untad dan Indonesia.”
Paslon nomor urut 2, Moh. Jen dan M. Yayan Tumina, menyampaikan pernyataan pembuka dengan menegaskan bahwa gagasan mereka lahir dari keresahan mahasiswa dan dinamika kelembagaan di Universitas Tadulako.Dalam penyampaiannya, Jen menyebut bahwa visi dan misi mereka dirancang untuk menjawab kebutuhan zaman serta realitas yang dirasakan mahasiswa. Ia menyoroti kurangnya wadah aspirasi di tingkat fakultas maupun universitas selama beberapa periode terakhir.
“Adapun keresahan-keresahan yang kami bawakan… itu mengikuti perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan keresahan mahasiswa ataupun keresahan kelembagaan.”
“Kurangnya wadah itu entah di tatanan fakultas ataupun universitas, maka dengan itu kami hadir sebagai paslon Tadulako Jenius. Kita akan memberikan wadah itu kepada teman-teman.” tambahnya.
Jen juga mengajak seluruh mahasiswa untuk berkontribusi setelah pemilihan nanti, karena menurutnya BEM Untad harus menjadi milik bersama, bukan hanya kelompok tertentu.
“BEM Universitas Tadulako adalah untuk kita semua, untuk mahasiswa Tadulako dan untuk masyarakat Kota Palu se-Sulawesi Tengah.”
Sementara itu, Yayan menegaskan bahwa pencalonan mereka bukan didorong oleh kepentingan pribadi, melainkan oleh dorongan untuk meregulasi ulang persoalan yang menjadi keresahan bersama.
“Hari ini kami hadir di sini bukan atas dasar kepentingan, tetapi atas dasar keresahan.”
Paslon nomor urut 3, Atharik dan Hadris M., membuka penyataannya dengan menekankan bahwa keberanian mereka maju sebagai calon presiden dan wakil presiden mahasiswa Universitas Tadulako berangkat dari sejumlah masalah yang mereka identifikasi, baik internal kampus maupun di tingkat nasional. Atharik menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari kepemimpinan sebelumnya tanpa mengabaikan kekurangan, dan memperkenalkan program utama mereka bertajuk BEMUT Adaptif.
“Sebelumnya kita melihat para pemimpin-pemimpin kita… punya hal positif dan negatif tetapi kita abaikan hal negatif dan ambil hal positifnya. Tidak ada manusia yang sempurna karena setiap manusia pasti memiliki kesalahan.”
Ia menjelaskan dua kegiatan utama dari BEMUT Adaptif: Eksekutif Campus dan Safari Eksekutif. Program Eksekutif Campus dirancang sebagai ruang diskusi untuk menyatukan persepsi atas isu internal, nasional, dan kampus yang selama ini dinilai kurang terwadahi.
“Eksekutif kampus hadir menyatukan persepsi, mengkaji isu dan berbagai ide-ide fakultas dari seluruh universitas yang ada di Sulawesi Tengah. Untuk Indonesia dan untuk Sulawesi Tengah.”
Sementara Safari Eksekutif adalah upaya turun langsung ke fakultas-fakultas untuk menampung aspirasi dan kritik dari mahasiswa terhadap kepemimpinan BEM.
Paslon ini juga menawarkan program BEMUT Digital sebagai bentuk respons terhadap perkembangan teknologi.
“Kita berangkat dari generasi yang berkembang dan melek teknologi, maka kita harus memanfaatkan teknologi dalam setiap program kerja. Jadikan media sebagai pusat aspirasi, karena pemerintah tidak takut pada kita tapi pemerintah takut pada media.”
Sementara itu, Hadris menutup pernyataan mereka dengan memperkenalkan program Empower Women, yang berfokus pada penguatan peran perempuan di kampus.
“Pergerakan perempuan hari ini kurang maksimal, maka kita akan perbaiki. Terkait isu-isu di kampus, perempuan selalu menjadi korban. Kenapa tidak kita berdayakan perempuan untuk menyikapi hal-hal tersebut?”
Debat ini menjadi ajang awal untuk menguji kesiapan dan kedalaman gagasan masing-masing paslon, sekaligus menjadi ruang bagi mahasiswa menilai siapa yang paling layak membawa arah gerak BEM Untad ke depan. Dengan berbagai isu dan keresahan yang telah diangkat, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya secara cermat dan kritis dalam pemilihan nanti.
Nantikan bagian selanjutnya dari rangkaian debat ini, yang akan menyajikan dinamika sesi pertanyaan dewan juri dan debat tematik antarpaslon menampilkan adu gagasan yang lebih mendalam dan respons atas isu-isu aktual di kampus.
Penulis: Rika/SL
No comments: