Akreditasi Unggul, Tapi Toilet Terbengkalai Sejak Gempa 2018

Foto by: Dita,SL/"Toilet Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang Terbengkalai"

SilolangiNews-Palu. Fasilitas umum berupa toilet atau kamar mandi adalah satu diantara prasarana yang penting untuk menunjang aktivitas segenap civitas akademika di kampus. Namun, ada saja dijumpai toilet yang tidak dapat difungsikan sesuai kebutuhannya, seolah dibuat hanya untuk jadi pajangan. Bangunannya ada, tetapi hanya menjadi bagian dari kekumuhan kampus.

Begitu juga pada toilet yang ada di Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad). Ketiadaan air bersih menjadi masalah yang sangat krusial. Air jarang mengalir dari keran ke ember penampungan. Toilet bau pesing karena digunakan untuk buang air kecil tanpa disiram air bersih. Sedangkan, sebagian lagi menjadikannya sebagai tempat membuang sampah. Kondisinya yang tidak layak pakai, menyebabkan dosen dan mahasiswa yang ingin buang air harus menumpang di toilet Prodi Bahasa Inggris. Jika tidak mereka akan ke toilet yang ada di Musala FKIP walau jaraknya cukup jauh dari Prodi sendiri. Banyak mahasiswa yang menyayangkan hal ini, apalagi dengan status Prodi yang telah berakreditasi Unggul sejak tahun 2022.

“Pendapat ku secara pribadi itu sangat-sangat buruk menurutku, kenapa saya bilang buruk. Karena dari jurusan atau prodi sendiri itu sudah akreditasi A atau Unggul sementara kenyataan nya tidak. Toh toilet, toilet hanya sebagai pembuangan air (kecil), kotoran lah, secara air bersih juga ndak ada lah” ucap IW, salah satu mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia ketika ditemui oleh jurnalis LPM Silo Langi, Kamis (16/10/2025).

“Air tidak lancar, fasilitas-fasilitas yang dalam WC (toilet) kurang, itu harus ditambahkan” ucap DS, juga mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditemui oleh jurnalis LPM Silo Langi.

Kondisi toilet yang tidak layak pakai ini sudah berlangsunng dalam waktu yang cukup lama. Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Prodi Bahasa dan Sastra Indoensia Dr. Sukma, S.Pd., M. Pd. Sejak dirinya menjabat pada tahun 2023 sampai sekarang kondisi toilet tersebut memang sudah tidak terpakai. Menurutnya, gempa bumi yang mengguncang Kota Palu dan sekitarnya pada tahun 2018 menjadi penyebab terbengkalainya fasilitas umum itu.

“Setelah gempa kayanya sudah rusak itu tidak terpakai lagi karena awalnya memang sudah bagus tapi nda ada airnya setelah gempa juga sudah tidak ada terpakai,” ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa keluhan mengenai kondisi toilet yang tidak layak pakai bukan hanya dari mahasiswa, tetapi juga oleh dosen-dosen. Selama menjabat sebagai Ketua Prodi, ia sudah beberapa kali menyampaikan kondisi toilet yang terbengkalai kepada pihak birokrasi. Harapannya agar dilakukan perbaikan sehingga toilet tersebut dapat dipergunakan.

“Itu masalah kamar mandi bukan saja mahasiswa yang mengelukan tetapi kami juga sebagai dosen mengeluhkan, dan selama saya menjabat dari tahun 2023 itukan memang sudah ndak terpakai (Toilet) di atas. Dan saya sudah berapa kali menyampaikan kepada pimpinan bahwa kami butuh perbaikan kamar mandi kami di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, karena kami itu menumpang di kamar mandi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris” jelasnya.

Toilet tidak layak pakai yang ada di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut hanyalah satu diantara beberapa toilet tidak terpakai di FKIP. Indra, pegawai Bagian Perlengkapan FKIP UNTAD menyebutkan ada lebih dari tiga puluh toilet yang rusak dan masuk dalam rencana perbaikan yang dicanangkan pihak fakultas. Sebagian telah diperbaiki, terutama yang mengikut pada pembangunan atau perbaikan gedung. Sebagian lagi, termasuk yang ada di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, telah disiapkan anggaran untuk rencana perbaikan dan pemeliharaan.

“Tiga puluh lebih yang direhab. Kemungkinan yang tidak kena rehab ya seperti gedung-gedung baru sudah kan. Kaya sejarah kan dia kan habis gedung baru, langsung dia dengan toiletnya. Kalau gedung-gedung lama itu dari FKIP 6, kemudian Bahasa Inggris punya yang FKIP 7 itu dibenahi semua. Kemudian FKP 13, FKP 16, kemudian yang di kimia sana” tutur Indra.

Penulis: Walo/SL, Anindita/SL, dan Aswad/SL
Editor: Andi Ikbal/SL