Mamuju Utara Siap Menjadi Agropolitan

 

Foto Tempo.co

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamuju Utara tidak terlepas dari sektor pertanian dan perikanan
SILOLANGI News, MATRA - Hampir seluruh wilayah Indonesia diberkahi tanah yang subur. Salah satunya adalah Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat.

Wilayah seluas 304.375 hektar sangat cocok untuk perkebunan dan pertanian mulai dari kopra, kakao, kayu hitam, jeruk, kelapa sawit, dan rempah-rempah.

Konsep Agropolitan mulai diupayakan pemerintah setempat untuk mengembangkan potensi daerah melalui optimalisasi sumber daya tumbuhan dan hewan, yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.


Konsep Agropolitan ini sejalan dengan arah kebijakan Nawa Cita Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Untuk itu Kabupaten Mamuju Utara mulai mengembangkan dan meningkatkan potensi kemaritimannya.

Berdasarkan data BPS, Mamuju Utara dalam Angka Tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mamuju Utara tidak terlepas dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyumbang 45,57 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto.

Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Mamuju ini. Sedangkan pendapatan perkapita mencapai Rp 48,61 juta pada tahun 2015, di atas rata-rata nasional yang hanya 45,18 juta

Luas perkebunan kelapa sawit di daerah ini pada 2015 41.167,74 hektar. Luas area perkebunan kakao atau coklat mencapai 12.801 hektar dan kelapa seluas 4.954,5 hektar.

Hampir seluruh daerah di Mamuju Utara adalah lahan perkebunan sawit, baik dimiliki oleh masyarakat ataupun dua group besar perusahaan sawit, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Unggul Widya Lestari.

Pada tahun 2014, PT Astra Agro Lestari mendirikan pabrik refineri dibawah pengelolaan PT Tanjung Sarana Lestari (TSL ) di atas lahan seluas 1,3 hektar, berlokasi di Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu.

Kapasitas produksinya mencapai 2.000 metrik ton crude palm oil (cpo) per hari. Pabrik minyak sawit ini adalah pabrik minyak goreng terbesar di Sulawesi, dan memasok minyak goreng ke kawasan timur Indonesia.

Bupati Kabupaten Mamuju Utara, Agus Ambo Djiwa mengungkapkan“Industri pengolahan minyak sawit mentah akan mengalami replanting atau peremajaan kembali pada usia produktifnya, Jadi harus dicari sumber alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.” tuturnya

Terobosan yang tengah dilakukan adalah pengembangan tambak udang vaname. Agus memaparkan, “Luas potensi tambak udang masyarakat di Mamuju Utara mencapai 13.000 hektar, yang mulai dibudidayakan secara tradisional, semi intensif dan insentif ,”tambahnya.

Lebih lanjut Agus menuturkan, ”Satu hektar tambak udang dapat menghasilkan 15 ton, dengan harga jual udang vaname saat ini perkilogramnya 78 ribu. Jadi setiap kali panen, petani memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp 1 miliar untuk satu hektarnya saja.

Dalam satu tahun, udang vaname dapat dipanen tiga kali. Jadi dapat dibayangkan berapa pendapatan yang akan diterima oleh petani, apalagi kalau puluhan hektar dapat dikembangkan menjadi tambak udang, bisa mencapai puluhan triliun rupiah, ” ujar Agus sembari tersenyum optimis.

Bila dibandingkan dengan pendapatan dari kelapa sawit yang hanya Rp 9 juta sampai Rp 20 juta per hektar-nya, maka udang vaname menjadi potensi unggulan baru Kabupaten Mamuju Utara.

Tekad dan keseriusan Agus Ambo Djiwa ini mendapat dukungan Presiden Joko Widodo yang menyempatkan diri berkunjung ke Mamuju Utara  beberapa waktu yang lalu.

Dalam kunjungannya, Presiden meresmikan Kampung Vanamei yang terletak di Desa Pajalele, Kecamatan Tikke Raya, sekaligus menjadikan Kabupaten Mamuju Utara sebagai daerah sentra produksi udang vaname di Indonesia. Disadur dari Tempo.co (*)

(Rusli.SL)

Mamuju Utara Siap Menjadi Agropolitan Mamuju Utara Siap Menjadi Agropolitan Reviewed by Silo Langi on 4/11/2017 09:00:00 AM Rating: 5

No comments: