![]() |
Foto by: Mun,SL/"Aksi Bersih Pantai Pemuda Oncore Raya" |
SiloLangiNews-Palu. Dengan langkah gesit seorang anak perempuan tampak menggenggam erat serpihan berisi sampah plastik. Di bawah terik matahari, wajahnya basah oleh peluh, tapi sorot matanya memancarkan kebanggaan. Di tepian pantai pesisir Oncone Raya yang masih dalam cakupan wilayah Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong potret anak kecil itu hadir membawa perubahan besar turun tangan membersihkan pesisir dari sampah plastik yang berserakan, Sabtu (26/07).
Anak perempuan itu tak sendirian, Ia bersama 30 kawannya dari sekolah berbeda. Diantara mereka ada fasilitator program, Moh Fadel dari Relawan Orang dan Alam (RoA) sebuah lembaga bergerak di bidang pelestarian lingkungan. Pun kelompok lainnya seperti Pemuda Peduli Mangrove dan Karang Taruna Oncone Raya ikut mendampingi mereka.
Kolaborasi antar pemuda ini bertepatan dengan memperingati Hari Mangrove Sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 Juli. Bagaimana peran mangrove dalam keberlangsungan ekosistem menjaga ekosistem pesisir, melindungi keanekaragaman hayati, dan menyerap emisi karbon.
Desa Oncone Raya memiliki luasan Hutan Desa kurang lebih 967 hektar yang telah diakui perhutanan sosial. Diantara terdapat hutan mangrove yang menjadi habitat asli bagi kehidupan biota laut di Teluk Tomini.
“Selain peran vitalnya sebagai menjaga ekosistem laut, akar mangrove menangkap serpihan plastik yang terbuang ke laut”, kata Fadel.
Alumni Duta Pepelingasih Sulteng itu juga menyinggung tentang bahaya plastik bagi kelangsungan ekosistem laut. Dimana limbah plastik dapat memecah menjadi mikroplastik sehingga tanpa disadari dapat masuk dalam tubuh biota laut lalu dikonsumsi manusia.
“Ternyata akibat mikroplastik yang sudah banyak bertumpuk di dalam tubuh kita bisa mempengaruhi kesehatan”, lanjutnya.
Menurut World Bank tahun 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan tepat, dibuang di tempat pembuangan terbuka, atau bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Terdapat 83% sampah plastik tahunan yang bocor dari darat ke laut. Sementara itu, hanya 17% sampah plastik yang langsung dibuang dari daerah pesisir.
Hari Mangrove Sedunia hari itu kemudian dilanjutkan dengan nontong bareng dan diskusi film “Pulau Plastik” film dokumenter Indonesia yang mengangkat isu serius tentang pencemaran plastik, khususnya di Asia Tenggara.
Film produksi Visinema Pictures bekerja sama dengan Akarumput dan Watchdoc itu mengungkap bahaya polusi plastik sekali pakai yang telah merusak ekosistem laut, sungai, dan bahkan telah masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan.
Salah satu bagian paling mengejutkan dari film adalah saat Prigi Arisandi tokoh peneliti utama dalam film Pulau Plastik menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan dalam kotoran manusia, termasuk dirinya sendiri, sebagai bukti bahwa plastik masuk dalam rantai makanan.
![]() |
Foto by: Mun,SL/"Antusias Anak-anak Membersihkan Pesisir Pantai" |
Mengetahui hal itu, Kepala Desa Oncone Raya, mengajak seluruh pemuda Oncone Raya bersama-sama untuk memulai menjaga lingkungan serta mangrove yang memiliki potensi ekonomi untuk masyarakat.
“Saya berharap kelompok pemuda yang terbentuk ini, tetap sama-sama menjalankan komitmen menjaga lingkungan desa. Supaya Desa Oncone Raya dapat dikenal sebagai Desa yang bebas sampah”, tuturnya.
Penulis: Mun/SL

No comments: