MAR’ATUSSALIHAH



 
MAR’ATUSSALIHAH
Oleh: RINA Mahasiswa Program Stadi Pendidikan Fisika

Di pagi hari pada bulan suci Ramadhan di tahun 2013 seorang gadis Remaja SMP, berbaring di tempat tidurnya menatap kosong langit-langit kamar  ia tampak seolah menunggu seorang panggeran berkuda datang menjemputnya. Ia terkatup diam tampak nan ayu sesekali ia memejamkan mata, begitu anggun paras yang ia miliki tak heran jika ia dikagumi beberapa teman lawan jenisnya. Deringan handphone memecahkan kekosongan pada saat itu, kemudian tangannya tampak meraba-raba meraih handphone kesayangannya. Begitulah setiap paginya handphone itu tiada hentinya berdering pertanda sms masuk tiada henti, itulah sms para pengagum dirinya. Gadis itu tampak tak peduli pada sms-sms tersebut. Meski demikian pengisi harinya  adalah login pada  sebuah aplikasi yang tidak asing lagi dalam kalangan para remaja-remaja lainnya “ Facebook”.
Saat login pertama kali  tampak tangan mungil gadis itu mengutak isi beranda di akun sosmed miliknya, ia hanya melihat lalu lalang status-status yang bermunculan di branda facebooknya. Beberapa saat  kemudian, sebuah postingan nampak menarik perhatiannya. Mata sayu yang ia miliki tertuju pada postingan tersebut ibu jarinya menekan tombol navigasi penuh kehati-hatian wajahnya indahnya memancarkah aurah keseriusan, kedipan-kedipan keseriusan menambah anggun bias wajahnya ditambah sedikit ulasan senyuman di bibirnya. Baru kali ini ia begitu tertarik pada postingan yang ada di beranda facebooknya.
Postingan berbau islami itu begitu menarik perhatiannya.
Bola mata gadis itu bergerak zig-zag mengitari tiap-tiap kalimat postingan tersebut. Sesekali ia menghela nafas sembari merenungkan dirinya begitu mendalam, renungannya jauh menelusuri kepribadiaanya.
Seperti inilah bait-bait postingan yang di baca oleh gadis itu.
Ada dua kelompok ahli neraka yang keduanya tidak bisa melihat surga  yaitu orang-orang yang mempunyai cambuk seperti ekor lembu di mana dengan cambuk itu mereka suka memukulkannya kepada semua manusia. Dan wanita yang berpakaian tetapi seperti orang yang telanjang, merayu-rayu dan melenggok-lenggok membesarkan kondenya seperti punggung unta, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium harumnya bau surga. susungguhnya harumnya bau surga itu akan didapatkan sejauh perjalanan sana-sini” (HR. MUSLIM).
Lihat selanjutnya..
“Allah melaknat wanita yang memakai baju laki-laki dan
  laki-laki  memakai baju wanita”(HR. Abu Daud).
 Lihat selanjutnya..
Tiap-tiap kata ia simak baik-baik betapa postingan itu membuat degupan jantungnya berirama dahsyat.
“Ketika membaca kelanjutan demi kelanjutan postingan itu aku seperti terkibas oleh hembusan angin kencang terpa di wajahku yang seolah-olah menamparku.” ungkapan gadis itu.
Agak lama aku menjeda bacaan postingan tersebut, aku memikirkan diriku. Memikirkan betapa bodohnya aku selama ini akulah yang di maksud pada postingan itu aku yang berpenampilan layaknya lelaki memakai jeans, jamper (jacket) dan topi ala-ala Coboy Junior adalah kebiasaanku. Aku lebih suka berpenampilan Tomboy dan membenci Feminim. Tapi, yang mengganjal dalam hatiku saat itu adalah aku mencintai Rabb-ku aku tidak ingin mendapat laknat dari Rabb-ku dan aku ingin syafaat Rasulullah ada untukku.
Kemudian renunganku dipecah oleh rasa penasaran ingin membaca kelanjutan dari postingan itu.
“Rasulullah SAW mengutuk seorang laki-laki yang menyerupai wanita dan seorang wanita yang menyerupai laki-laki” (HR.BUKHARI) .
finish.
 “Masya Allah, lalu apa yang aku dapatkan di kemudian hariku nanti..” itulah yang terlintas dalam benak gadis itu seketika membaca postingan tersebut. selama ini ia  jauh dari ketataan pada Rabb  juga pada Rasullullah.
Setetes air mengalir dari sudut mata gadis itu, ia menangisi kebodohan  menyesali perbuatannya.
Satu tahun kemudian, tepatnya pada Tahun 2014. Sekarang nampak perubahan pada gadis itu ia mulai sibuk dengan hijrahnya memulai hidup dengan karakter seorang muslimah ia memakai Jilbab.
“Aku ingin Rabb-ku memandangku, Aku ingin Rasulullah memberikan syafaatnya kepadaku”. inilah motivasi gadis itu, tertanam sejak ia membaca postingan di Timeline akun sosial medianya.
Dahulu gadis ini gerah memakai jilbab. “Jilbab itu gerah, nggak enak dan rempong” seperti itulah ungkapannya. Perubahan yang terjadi pada dirinya menandakan sebuah hidayah hadir dalam hatinya. Pantas saja dahulu ia di kagumi oleh banyak teman lelakinya sebab ia tak menjaga aurat dan membiarkan keindahan tubuhnya merekah. Rambut panjangnya yang lebat, kemilau hitam adalah cirri khas bagi dirinya. Wajah yang di poles merona dan pakaian berlengan pendek tak lepas ia kenakan setiap harinya. sekarang telah berubah perubahannya dikenal dengan sebutan hijrah.   
Inilah yang membuatnya menggebu untuk berhijrah. ia menemukan sebuah ayat dalam qur’an yang menjelaskan tentang wajibnya seorang wanita mengenakan jilbab.
Sore hari pada saat itu aku memulai mencari kebenaran dengan membuka kitab Al-quran. Dan kutemukanlah ayat ini, ungkapan optimis dari gadis berparas nan anggun itu memperlihatkan sebuah firman Allah yang ada dalam Al-quran.
Audzubillahiminassaythanirrajim..
Katakanlah kepada wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera puteri suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau wanita-wanita islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.An-Nur; 31).
Setelah membaca ayat ini, hatiku tergerak dan berniat untuk berhijrah. Aku ingin berhijrah seutuhnya itulah tekadku. Begitulah Pemaparannya.
Kini gadis itu tidak lagi seorang siswi SMP tetapi ia sudah duduk di bangku SMA. Kegigihannya untuk melanjutkan hijrahnya tak pudar meski keadaan lingkungannya memanas dengan trend-trend terbaru dalam kalangannya. Perubahannya tampak nyata dan mulai menerapkan karakter muslimah dalam kesehariannya. Beriring dengan bertambah umurnya bertambah pula kekukuhannya dengan hijrah yang ingin ia lakukan.
Hingga sampailah ia pada perubahan yang hampir menyeluruh ia mulai mengenakan khimar dengan jilbab panjangnya. Maka timbullah beberapa pertanyaan di kalangan masyarakat tempat tinggalnya. Tak jarang gadis itu mendapat cibiran mengenai dirinya yang berpenampilan dengan pakaian serba longgar layaknya seorang ibu-ibu, hingga ketabuhan orang-orang sekelilingnya sudah menjadi kebiasaan bagi gadis itu.
“Aku tak pernah mempermasalahkan pakaianmu lalu mengapa dengan pakaianku. Hampir tiap-tiap dari mereka yang berpapasan denganku memandangku dari ujung kepala hingga kebawah  secara berulang-ulang, entahlah apa yang mereka pikirkan mengenai aku dan pakaianku ini. Bagiku ini antara aku dan Rabb-ku, inilah kewajibanku”. Begitulah ungkapan singkat gadis itu. Lalu melanjutkan ulasannya, bahwa ia sangat mensyukuri segala bentuk kasih sayang Allah terhadapnya karena Allah ia terhindar dari fitnah (kerusakan) dunia-akhirat sungguh sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
SEKIAN

MAR’ATUSSALIHAH MAR’ATUSSALIHAH Reviewed by Silo Langi on 10/25/2016 10:48:00 PM Rating: 5

1 comment: